ILMU BUDAYA
DASAR
MANUSIA DAN
HARAPAN
NAMA : MUHAMMAD RIDWAN
NPM : 37414496
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
DEPOK
2014/2015
DAFTAR ISI
- Manusia dan harapan
- Pengertian Manusia
- Pengertian harapan
- Pengertian manusia dan harapan
- Sebab manusia memiliki harapan
- Harapan dan kepercayaan
- Contoh- contoh harapan
- Pengalaman pribadi
- Daftar pustaka
I. Manusia dan Harapan
A. PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia
memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain.
Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap
dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada
manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu
menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi,
manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN HARAPAN
Harapan berasal dari kata
harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang belum
terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang
terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia
dari Allah SWT yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang
mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti
putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan
pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan
kepada Allah SWT.
Harapan atau asa adalah
bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan
didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang
akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak
namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar
terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau
sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya
menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Setiap orang mempunyai
berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau keinginannya, baik
dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh
norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang
diharapannya, misalnya : faktor lingkungan sosial, ekonomi,
pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya
diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat berakibat
buruk pada diri sendiri.
Beberapa pendapat
menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir positif yang
merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikolog untuk
menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.
C. MANUSIA DAN HARAPAN
Harapan dalam kehidupan
manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya
sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan
diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain
di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada
harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan). Harapan
yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan
tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang
akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis
ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan itu ada karena
manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau maunya.
Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang
berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang
yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat
manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan
pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal
sebagai berikut :
- Harapan apa yang baik
- Bagaimana cara mencapai harapan itu
- Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat
bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka
sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut
bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara
dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik
dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa
harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud.
D. SEBAB MANUSIA MEMILIKI HARAPAN
Menurut kodratnya
manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia ini
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu
keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia
lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani,
serta mental dan spiritualnya.
Ada dua hal yang
mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu : dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
- Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat,
keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya :
menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan
mempunyai keturunan. Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk
itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan
dan harapan.
Dalam diri manusia
masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan
untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan
manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.
- Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah menjadi kodrat
bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani
dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum,
pakaian, dan rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan,
kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
Untuk memenuhi semua
kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan
fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat
dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan,
karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkategorikan
kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan
lima harapan manusia, yaitu :
- Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
- Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
- Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
- Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
- Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
E. HARAPAN DAN KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari
kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran
yang dianggap sebagai wahyu dari Allah SWT. Kepercayaan dalam agama
merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap
orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama
itu, dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Harapan dan kepercayaan
saling melengkapi. Karena dalam memenuhi atau mewujudkan harapan,
manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan berusaha dan berdo’a
sungguh-sungguh kepada Allah SWT serta mempercayai adanya Allah
SWT, harapan akan terwujud dan terpenuhi.
F. CONTOH-CONTOH HARAPAN
- Seorang siswa yang ingin mengikuti ujian nasianal berharap akan mendapatkan nilai Ujian dengan nialai yang baik
- Seorang bisnismen yang berharap memenangkan tender bagi perusahaannya
- Seorang ibu yang berharap anaknya menjadi anak yang sukses dan berguna bagi lingkungan dan bangsanya
- Seorang nmahasiswa yang berharap mendapatkan nilai IPK yang tinggi
II. PENGALAMAN PRIBADI
setiap
manusia dalam hidupnya pasti memiliki sebuah harapan. namun ada yang
mengejar tuk mendapatkannya, ada yang menyerah dan menghapus harapan
itu, karna dia rasa sudah tidak mampu mendapatkannya,dan ada yang
hanya diam membiarkan harapan itu menjadi sebuah mimpi abadi dalam
hidupnya. sebenarnya harapan apapun itu, pasti selalu ada jalan untuk
meraihnya, tergantung pada usaha dan doa kita. Harapan saya adalah
saya ingin melihat orang tua saya senang melihat saya nanty setelah
saya sukses nanti, sampai sekarang harapan saya untuk orang tua saya
belum terwujud karna saya belum menjadi seperti apa yang saya
harapkan tapi saya yakin harapan dan cita cita saya akan terwujud
karena di setiap sujud saya saya selalau brdoa dan berdoa untuk kedua
orang tua saya, dan harapan terbesar saya adalah saya ingin
memberangkatkan kedua orang tua saya berangkat ketanah suci untuk
menunaikan ibadah haji.. itulah harapan dan cita cita terbesar saya,
dan semoga saya bissa wisuda dengan waktu yang tepat dan mendapatkan
perusahaan yang terbaik agar saya bisa mewujudkan semua harapan dan
cita cita saya.
III. DAFTAR PUSTAKA :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab11manusia_dan_harapan.pdf
Suyadi M.Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996.Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta : Universitas GunadarmaP. Drs., Buku
Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar