Manusia
adalah makhluk hidup yang memiliki kecerdasan baik secara emosional maupun
spiritual yang mampu mengelola dan mengolah segala sesuatu yang terdapat dalam
lingkungan hidup menjadi sesuatu yang mampu menyokong kehidupannya. Manusia dan
lingkungan merupakan unsur yang tak dapat dipisahkan. Lingkungan hidup
merupakan komponen penting dari kehidupan manusia begitu pun sebaliknya
kehidupan manusia memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan lingkungan
hidup. Sebuah contoh sederhana bisa diberikan untuk menggambarkan interaksi
timbal balik antara manusia dan lingkungan hidup.
Sabtu, 25 Maret 2017
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Menurut Soerjani et al. (1987), pengertian daya dukung
lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah
populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang
ada. Menurut Khana dalam KLH (2010) daya
dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan hasil
atau produk di suatu daerah dari sumber daya alam yang terbatas dengan
mempertahankan jumlah dan kualitas sumberdayanya.
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan
Menurut UU No. 23/ 1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antarkeduanya. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan
pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas
tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan
waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi
menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).
Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia
dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk
mendukung kehidupan manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini
disebut jejak ekologi (ecological footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa
untuk mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan,
kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan
produktif. Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif
ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang
dibutuhkan. Carrying capacity atau daya dukung lingkungan mengandung pengertian
kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum
dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan
kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari
bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan.
Definisi Daya Dukung Lingkungan/Carrying Capacity yang lain adalah sebagai berikut:
1. Jumlah organisme atau spesies khusus
secara maksimum dan seimbang yang dapat didukung oleh suatu lingkungan.
2. Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh suatu
lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut.
3. Jumlah makhluk hidup yang dapat
bertahan pada suatu lingkungan dalam periode jangka panjang tampa membahayakan
lingkungan tersebut.
4. Jumlah populasi maksimum dari
organisme khusus yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak
lingkungan tersebut.
5. Rata-rata kepadatan suatu populasi
atau ukuran populasi dari suatu kelompok manusia dibawah angka yang
diperkirakan akan meningkat, dan diatas angka yang diperkirakan untuk menurun
disebabkan oleh kekurangan sumber daya. Kapasitas pembawa akan berbeda untuk
tiap kelompok manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh
jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan
tempat tinggal tersebut.
Dengan demikian, daya dukung
lingkungan hidup terbagi menjadi dua komponen yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas
tampung limbah (assimilative capacity).
KESIMPULAN :
Dapat disimpulkan bahwa daya dukung lingkungan tidak hanya
diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan
manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan.
Karakteristik Ekologi Sumber Daya Alam
Ekologi
adalah suatu kajian studi terhadap hubungan timbal balik (interaksi) antar
organism (antar makhluk hidup) dan antara organism (makhluk hidup) dengan
lingkungannya.
Faktor-faktor
pembatas ekologis ini perlu diperhitungkan agar pembangunan membawa hasil yang
lestari.Hubungan antara pengawetan ekosistem dan perubahan demi pembangunan
demi pembangunan ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Kebutuhan untuk memperhatikan
kemampuan untuk membuat pilihan penggunaan sumber alam di masa depan.
2. Kenyataan bahwa peningkatan
pembangunan pada daerah-daerah pertanian tradisional yang telah terbukti
berproduksi baik mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh pengembalian
modal yang lebih besar dibanding daerah yang baru.
3. Kenyataan bahwa penyelamatan
masyarakat biotis dan sumber alam yang khas merupakan langkah pertama yang
logis dalam pembangunan daerah baru, dengan alasan bahwa sumber alam tersebut
tak dapat digantikan dalam arti pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia, dan
kontribusi jangka panjang terhadap pemantapan dan produktivitas daerah
(Dasmann, 1973)
Seperti
pernyataan diatas, Sumber daya alam ini adalah energi yang sifatnya tidak dapat
digantikan. Proses penggantian ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Hampir
setiap waktu sumber daya alam ini tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.
Beberapa sampel yang bisa kita lihat bahwa sember daya alam ini tak bisa lepas
dari kehidupan kita sehari-hari. Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan
sosial-ekologi alam dan keberlanjutan sumberdaya alam dalam cakupan wilayah
yang lebih luas maka pendekatan perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang
harus dilakukan dengan mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan
ekosistem, endemisme dan keterancaman kepunahan flora-fauna, aliran-aliran
energi sosial dan kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik
wilayah.
Dengan
pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan atas sistem budidaya,
teknologi pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil harus benar-benar
mempertimbangkan keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat ekosistem lokal
sampai ekosistem regional yang lebih luas. Dengan pendekatan ekosistem yang
diperkaya dengan perspektif kultural seperti ini tidak ada lagi “keharusan”
untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas. Hampir bisa
dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem pengelolaan
SDA yang berbeda dari ekosistem di wilayah lain.
Sumber daya alam adalah
sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup
manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup
kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air,
permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam
seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya
Untuk menjamin keberlanjutan
fungsi layanan sosial-ekologi alam dan keberlanjutan sumberdaya alam dalam
cakupan wilayah yang lebih luas maka pendekatan perencanaan SDA dengan
instrumen penataan ruang harus dilakukan dengan mempertimbangkan bentang alam
dan kesatuan layanan ekosistem, endemisme dan keterancaman kepunahan
flora-fauna, aliran-aliran energi sosial dan kultural, kesamaan sejarah dan
konstelasi geo-politik wilayah.
Hampir bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem
bisa jadi akan membutuhkan sistem pengelolaan SDA yang berbeda dari ekosistem
di wilayah lain.
Keberhasilan kombinasi beberapa pendekatan
seperti ini membutuhkan partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat adat
dalam proses penataan ruang dan penentuan kebijakan pengelolaan SDA di wilayah
ekosistem. Semakin tinggi partisipasi politik dari pihak-pihak berkepentingan
akan menghasilkan rencana tata ruang yang lebih akomodatif terhadap kepentingan
bersama yang “intangible” yang dinikmati bersama oleh banyak komunitas yang
tersebar di seluruh wilayah ekosistem tersebut, seperti jasa hidrologis.
Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan
pendekatan informal, misalnya dengan membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak
tentang Kebijakan Sumber Daya Alam Wilayah/Daerah” atau “Forum Multi-Pihak
Penataan Ruang Wilayah/Daerah” yang berada di luar struktur pemerintahan tetapi
secara politis dan hukum memiliki posisi cukup kuat untuk melakukan intervensi
kebijakan.
Tanah
sebagai Sumberdaya alam
Tanah
merupakan kumpulan tubuh alam di atas permukaan bumi yang mengandung
benda-benda hidup dan mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Lapisan teratas
suatu penampang tanah biasanya mengandung banyak bahan organik dan berwarna
gelap karena akumulasi bahan organik, lapisan ini merupakan lapisan utama yang
disebut lapisan olah. Lapisan dibawah olah dikenal dengan lapisan bawah yang
juga dipengaruhi oleh hancuran iklim tetapi tidak seintensif yang dialami oleh
lapisan olah dan mengandung lebih sedikit bahan organik. Lapisan olah merupakan
daerah utama bagi pertumbuhan perakaran, dan mengandung banyak unsur hara dan
air yang tersedia bagi tanaman. Melalui tindakan-tindakan pengolahan yang tepat
pengembalian bahan organik keadaan fisik tanah dapat dimodifikasi.
Air
sebagai Sumberdaya Alam
Air
merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada bidang
pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia. Di bidang pertanian kekurangan
air menjadi hambatan utama, sedangkan kebutuhan air akan meningkat karena
pertambahan penduduk dan penigkatan kegiatan pertanian, industri, pertambangan,
serta meluasnya tempat-tempat pemukiman. Sedangkan penyendiaan air dari aliran
berkurang karena kemampuan hutan, bumi dan tanah kita menahan air hujan makin
berkurang. Kebutuhan manusia akan sumberdaya air menjadi sangat nyata bila
dikaitkan dengan 4 hal yaitu :
1. Pertambahan
penduduk
2. Kebutuhan
pangan
3. Peningkatan
industrialisasi
4. Perlindungan
ekosistem tehadap teknologi.
Air
yang ketersediaannya terbatas itu pada umumnya digunakan manusia untuk :
1. Keperluan
domestik
2. Pertanian
3. Industri
4. Perikanan
5. Pembangkit
Listrik tenaga air
6. Navigasi
7. Rekreasi
KESIMPILAN :
Pada penjelasan diatas
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sebuah profil dan karakteristik lingkungan
ini sangat diperlukan dan sangat berguna untuk :
1.
Dapat mengetahui sebuah potensi sumber
daya alam yang terdapat di suatu wilayah untuk dapat dimanfaatkan secara
optimal dengan memperhatikan daya dukung yang telah ada.
2.
Sebagai dasar pengambilan kebijakan
dalam rangka mengupayakan pembangunan agar dapat terlaksana secara terpadu dan
ramah lingkungan.
3.
Memberikan banyak informasi kepada
pelaku ekonomi.
SUMBER
:
Ekologi dan Ilmu Lingkungan Hidup
EKOLOGI
DAN ILMU LINGKUNGAN
Ekologi
Ekologi merupakan salah
satu cabang biologi (seperti hubungan organisme dan lingkungan), mempelajari
pengaruh lingkungan terhadap jasad hidup (manusia, hewan, tumbuhan), dimana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dsb.
Ekologi, secara harfiah
berasal dari kata oikos, yang berarti rumah, tempat hidup dan logos, yang
berarti ilmu
Ekologi sebenarnya
mempertanyakan tentang berbagai hal, seperti :
1. Bagaimana
alam bekerja
2. Bagaimana
spesies beradaptasi dalam habitatnya
3. Apa
yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. Bagaimana
mereka mencukupi materi dan energi
5. Bagaimana
mereka berinteraksi dengan spesies lain
6. Bagaimana
individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi, adalah ilmu
yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan
sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya.
- Ekologi merupakan disiplin baru dari
biologi yang merupakan mata rantai fisik serta proses biologi yang menjembatani
antara ilmu alam dan ilmu social.
- Tahun 1900, Ekologi menjadi acuan
ilmu-ilmu lainnya, yang wajib diketahui, karena dapat menerangkan, memberikan
ilham, mencari jalan menuju hidup layak.
- Setelah 1968, timbul kesadaran
lingkungan di seluruh dunia, dimana setiap orang dituntut untuk hemat dalam
penggunaan sumber daya, hemat energi, dan dapat mengurangi pencemaran tanah,
air, udara, yang merupakan masalah lingkungan sedunia (globalisasi lingkungan).
- Setelah ada gerakan sadar lingkungan (di
dunia, 1968 dan di Indonesia 1972), maka setiap orang mulai memikirkan : masalah
pencemaran, rusaknya daerah-daerah alami, hutan, pantai, meningkatnya
perkembangan penduduk, yang berdampak pada masalah pangan, penggunaan energi,
kenaikan suhu akibat efek gas rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, dst.
Ruang lingkup ekologi
dapat dilihat pada spectrum Biologi sekumpulan individu, dari jenis yang sama,
terjadi di satu tempat dalam waktu tertentu.
-
Spectrum biologi, mulai dari gen, sel,
organ, organisme, populasi, komunitas yang bila ditambah dengan materi/mineral
dan energi, maka akan menjadi sistem sel, sistem organ, system organisme,
system populasi dan ekosistem.
- Sistem-sistem tersebut bertujuan dan
merupakan gabungan dari komponen-komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya
secara teratur, saling bergantung untuk membentuk suatu keseluruhan.
-
Untuk itu diperlukan pengetahuan fisika
dan biologi, agar ahli ekologi dapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan
dan dunia kehidupan.
-
Dalam hal pengelolaan lingkungan,
pandangan manusia bersifat anthroposentris. Oleh sebab itu timbul perlunya
ekologi manusia, yang melihat permasalahan dari sudut kepentingan manusia
(walaupun unsur hewan, tumbuhan, dan komponen abiotis lainnya diperhatikan,
namun secara explisit/implisit selalu dihubungkan dengan kepentingan manusia)
-
Ekologi manusiame rupakan cabang khusus
ekologi, disamping dikenal pula ekologi tumbuhan ekologi hewan, ekologi jasad
renik.
-
walaupun ekologi penting, ia bukan
satu-satunya masukkan untuk mengambil keputusan dalam masalah lingkungan.
Faktor lain yang dalam pengelolaan lingkungan hidup harus dipertimbangkan secara
seimbang adalah faktor ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya Ekosistem.
-
Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup
dan tidak hidup, yang berinteraksi dalam suatu tempat sebagai suatu kesatuan
yang teratur. Keteraturan ekosistem terjadi oleh adanya arus materi, energi,
dan informasi.
-
Komponen-komponen dalam ekosistem
menunjukkan bahwa, ekosistem tersebut berada dalam suatu keseimbangan tertentu.
-
Keseimbangan tersebut sifatnya tidak
statis, namun dinamis, selalu berubah, dapat besar atau kecil, dapat terjadi
secara alami atau dibuat oleh manusia.
-
Sebagai contoh, keadaan bumi tidak tetap
(kandungan CO2 dan O2 dalam udara), iklim, gunungnya, flora/faunanya.
-
Dalam skala kecil, Gn. Krakatau (1883)
meletus, kehidupan di pulau tersebut menjadi rusak. Dari penelitian, diketahui
bahwa mula- mula hanya ada tumbuhan tingkat rendah (lumut, paku), baru kemudian
timbul tumbuhan tingkat tinggi. Inilah yang disebut suksesi. Keseimbangan
Gn.Krakatau berubah total. Di dunia ini tidak ada yang kekal.
-
Akuarium dapat dianggap sebagai
ekosistem, dimana ikan, air, tumbuhan air, pasir, plankton,mineral, dan oksigen
terlarut merupakan komponen ekosistem
-
Hutan luas dengan tumbuhan tinggi,
rendah, tumbuhan perdu, hewan danau, ada suatu keteraturan yang seimbang dalam
ekosistem tersebut.
Ilmu Lingkungan
Adalah
ilmu yang mempelajari penerapan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi di dalam
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, ilmu lngkungan disebut sebagai applied
ecology
Arti
lingkungan hidup
-
mahluk hidup lain bukan sekedar kawan
hidup bersama manusia secara pasiv atau netral, melainkan sangat terkait dengan
mereka, tanpa mereka, manusia tidak dapat hidup
-
sebagai contoh, bagaimana bila di bumi
ini tidak ada oksigen dan makanan ? dari tumbuhan dan hewan manusia memperoleh
materi dan energi
-
sebaiknya disadari, bahwa manusia
membutuhkan mahluk hidup lain untuk kelangsungan hidupnya (manusia, tumbuhan,
hewan, jasad renik) yang menempati ruang tertentu, di mana dalam ruang tersebut
terdapat benda tidak hidup (abiotik) berupa tanah, air dan udara.
Sifat
lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
1.
Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan tersebut Lingkungan yang
terdiri dari (10) manusia, (1) anjing, (3) burung, (1) pohon kelapa, (1) bukit batu,
akan berbeda sifatnya dengan lingkungan yang terdiri dari (1) manusia, (10)
anjing, tertutup rimbun pohon bambo, tanpa bukit batu (rata)
2.
Hubungan atau interaksi antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut Dua
ruangan yang luasnya sama, dilengkapi perabot yang sama pula namun dengan lay
out berbeda, akan menghasilkan sifat ruangan yang berbeda pula
3.
Faktor kelakuan (kondisi) unsur lingkungan hidup Sebagai contoh, kota dengan
penduduk yang aktif dan bekerja keras akan memiliki lingkungan yang lain dengan
sebuah kota yang sikap penduduknya santai dan malas bekerja. Atau, lingkungan
daerah yang berlahan landai dan subur dengan yang berlereng dan tererosi
4.
Non material lingkungan panas, silau, dan bising akan berbeda dengan lingkungan
sejuk yang dengan cahaya cukup tapi tenang Ekologi dan Ekosistem Ekologi adalah
ilmu yang mempelajari mahluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang
mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan
sesamanya dan dengan komponen lain di sekitarnya
Ekosistem
adalah suatu satuan ekologi yang merupakan gabungan satu atau beberapa
komunitas yang berfungsi bersama komponen benda mati dalam suatu sistem.
Lingkungan Hidup
Lingkungan
hidup adalah sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap
tatanan ekosistem, sehingga Lingkungan Hidup dapat diartikan sebagai ekosistem
dimana terdapat keberadaan manusia atau kepentingan manusia di dalamnya. Definisi
Lingkungan Hidup menurut Undang-undang tentang Pengelolaan Lingkungan, adalah
sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan kehidupan serta
kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya.
Manusia
mempunyai potensi luar biasa dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya untuk
mengelola alam seisinya sejauh kemampuan dirinya. Tetapi ini tidak berarti bahwa
manusia mempunyai segala kewenangan untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya
di bumi ini.
Pandangan
yang menganggap manusia adalah sekedar subyek (pelaku) dari segala keadaan di
bumi adalah pandangan eksklusif, seolah-olah manusia berada di luar lingkungannya
sendiri, atau ini berati bahwa apapun yang terjadi di lingkungannya tidak
selalu akan menyangkut dirinya. Pandangan yang demikian disebut sebagai
pandangan transenden. Hal yang sebaliknya yakni pandangan inklusif, dimana
manusia menjadi satu dengan lingkungannya, yang disebut pula sebagai pandangan
iman.
Lingkungan
hidup tidak dapat dielakkan dari azas ekologi yang membentuknya. Berbagai asas
yang dimaksud adalah :
1. Organisasi
Ekosistem
Suatu ekosistem pada umumnya dihuni oleh
mahluk hidup yang mengelompok sebagai suatu populasi. Berbagai populasi yang
bersama-sama menghuni suatu wilayah disebutkomunitas. Dalam konsep ekosistem,
komponen-komponen lingkungan hidup secara terpadu saling terkait dan tergantung
satu dengan lainnya didalam suatu sistem. Pendekatan ini disebut sebagai
pendekatan yang holistic.
2. Sistem
produksi, konsumsi dan dekomposisi
Sistem produksi dalam ekosistem erat
hubungannya dengandaur materi dan daur energi. Produksi primer dari suatu
sistem berasal dari proses photosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan berhijau
daun dengan pengikatan energi yang berasal dari sinar matahari dalam bentuk
karbohidrat. Tumbuhan berhijau daun disebut produsen primer. Dalam proses daur
materi dan energi seterusnya produsen primer ini merupakan makanan konsumen
primer, atau produsen sekunder atauherbivore yakni hewan pemakan tumbuhan.
Selanjutnya konsumsi primer ini dapat menjadi mangsa (prey) dari konsumen
sekunder yang dapat pula disebut produsen tersier,predator atau karnivora. Baik
produsen primer, sekunder atau predator dapat pula mengalami peruraian
perombakan atau dekomposisi menjadi bentuk bahan organik yang lebih sederhana
oleh mahluk hidup yang umumnya terdiri atas jasadrenik seperti jamur, bakteri,
cacing, dsb
3. Rantai
makanan
Rantai
makanan menunjukkan hubungan makan memakan dalam sebuah ekosistem. Satu
organisme bergantung pada organisme lain yang lebih rendah dalam rantai
makanan. Semua organisme yang mengkonsumsi jenis makanan yang sama di dalam
rantai makanan berada dalam tahap tropis yang sama. Jadi, tumbuhan (produsen
utama) termasuk dalam tahap tropik yang pertama, herbivore (konsumen utama)
termasuk dalam tahap tropik kedua, karnivore (konsumen sekunder) yang memakan
herbivore termasuk dalam tahap tropik ketiga dan karnivore sekunder (konsumen
tersier ), yakni yang memakan karnivore lain, termasuk dalam tingkat tropik
keempat. Melalui rantai makanan, energi dalam bentuk makanan berpindah dari
organisme-organisme dalam tahap tropik yang terakhir. Konsep jaring makanan
sangat diperlukan untuk memahami pentingnya memelihara keanekaan.
4. Materi
dan energy
Dalam ekosistem materi akan mengalami
daur, yang disebut sebagai daur materi. Sedangkan energi akan mengalami aliran,
jadi ada aliran energi. Hukum yang sangat penting dalam daur materi dan aliran energi
adalah hukum termodinamika, yaitu :
1.
Energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, hanya mengalami transformasi. Hal
ini yang dikenal denganhukum kekekalan energi
2.
Proses energi tidak pernah spontan, kecuali perombakan dari keadaan pekat menjadi
encer. Proses transformasi energi tidak ada yang terjadi dengan 100% efisien. Hukum
termodinamika erat hubungannya dengan hukum entropi, yakni semua perubahan yang
menghasilkan energi adalah perombakan menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan
hal itu selalu berlangsung dengan efisiensi yang tidak pernah mencapai seratus
persen, oleh karena itu selalu terjadi suatu kelebihan transformasi energi,
Inilah yang berbentuk limbah.
Aliran
energi merupakan proses ketika energi matahari beralih kedalam bentuk-bentuk
lain (seperti panas, kimia, mekanis) dan dialirkan kedalam lingkungan, melalui
bermacam-macam organisme di setiap tingkat tropik (dalam rantai makanan, dan
akhirnya kembali ke lingkungan). Aliran energi di dalam lingkungan merupakan
salah satu komponen fungsional utama yang melindungi ekosistem.
5. Keseimbangan
Ekosistem memiliki kemampuan untuk
memelihara sendiri, mengatur sendiri serta mengadakan keseimbangan kembali.
Kemampuan seperti ini juga merupakan kemampuan individual dari manusia atau
mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu dalam sistem kehidupan ada kecenderungan
untuk melawan perubahan atau setidaknya ada usaha untuk berada dalam suatu
keseimbangan (homeostatis)
6. Kelentingan
Suatu sistem akan memberikan tanggapan
terhadap suatu gangguan, baik disengaja maupun tidak, sesuai dengan kelentingan
(resilience) yang dimilikinya. Dalam suatu sistem dengan kelentingan yang
besar, penyerapan gangguan tidak akan merubah stabilitas sistem itu, artinya
sistem yang mengalami gangguan tersebut, tetap merupakan sistem semula.
Sebaliknya sistem yang memiliki kelentingan kecil dengan gangguan yang sama
besarnya, dapat berubah menjadi suatu sistem baru. Jadikel enti ngan sebenarnya
merupakan sifat suatu system yang memungkinkannya kembali pada stabilitas
semula
7. Daya
dukung dan strategi hidup
Daya dukung lingkungan (carrying
capacity) adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi, diatas mana
jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumberdaya dan
lingkungan yang ada.
-
Berdasarkan strategi kehidupannya, ada mahluk yang mempunyai strategi hidup
memperhatikan daya dukung lingkungan, dan akan menekan pertumbuhan populasinya
apabila jumlahnya sudah mendekati kemampuan daya dukung lingkungannya. Ciri
utama mahluk hidup yang demikian adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya.
-
Sebaliknya ada mahluk yang mempunyai strategi hidup tidak mempedulikan batas
daya dukung lingkungan,mereka berkembang biak menurut nalurinya, melampaui daya
dukung, mengalami bencana kelaparan yang menyebabkan kematian masal, sehingga
populasinya terpaksa turun di bawah kemampuan daya.
SUMBER
:
Langganan:
Postingan (Atom)